Biografi Baden Powell
|
Kehidupan awal Baden-Powell dilahirkan di
Paddington, London pada 1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak Profesor
Savilian yang mengajar Geometri di Oxford. Ayahnya, Pendeta Harry
Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan
oleh ibunya, Henrietta Grace, seorang wanita yang berketetapan bahwa
anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada
1933, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”Selepas menghadiri
Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa
untuk Sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran Pramuka
adalah memburu dan memasak hewan – dan menghindari guru – di hutan yang
berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang. Dia juga bermain
piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan kedua
belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan
dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan
saudara-saudaranya.
Karir Ketentaraan Pada tahun 1876,
Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia
bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun
1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards. Baden-Powell berlatih dan
mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di
jajahan Natal Afrika Selatan di mana Resimennya ditempatkan dan ia
diberi penghargaan karena keberaniannya. Kemahirannya mengagumkan dan
dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia Inggris. Dia sering bertugas
dengan menyamar sebagai pengumpul rama-rama, memasukkan rancangan
instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di
daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin gerakan
ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40
dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa
tahun kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk “Aids to
Scouting”, ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau
ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan
buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri,
menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan
sebelum Perang Boer dan terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu.
Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi Kolonel termuda dalam
dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi
pasukan perintis yang membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal
ini, dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh
tentara Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil,
garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari.
Sebagian besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa
muslihat yang dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan
garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintah untuk
menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit
kubu.Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara
pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa
pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini
kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum
dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika
melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking
pada 16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell
menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika
Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur
Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903. pulang ke Inggris setelah
kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya “Aids to
Scouting” telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para
guru dan organisasi pemuda.Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys’
Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk
menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan
pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di pulau Brownsea bersama dengan
22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian
dari idenya. Buku “Scouting for Boys” kemudian diterbitkan pada tahun
1908 dalam 6 jilid.Kanak-kanak remaja membentuk “Scout Troops” secara
spontan dan Gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada
tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan
Pramuka berkembang seiring dengan Boys’ Brigade. Suatu pertemuan untuk
semua Pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana
Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri
kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan saudara perempuan
Baden-Powell, Agnes Baden-Powell. Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi
Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari
tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat
Raja Edward VII, yang mengusulkan bahwa ia lebih baik melayani negaranya
dengan memajukan Gerakan Pramuka. Pada Januari 1912 Baden-Powell
bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia)
dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave
berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka
bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers,
mungkin karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu
lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka
melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan
bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita
(pertunganannya yang gagal dengan Juliette Low).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny
masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu
sebuah mobil Rolls Royce. Perang Dunia I dan kejadian-kejadian
selanjutnya ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell
menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan
kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: “dia
bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak
dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts.” Kabar
angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas
rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.Baden-Powell was made
a Baronet in 1922, and was created Baron Baden-Powell, of Gilwell in
the County of Essex, in 1929, Gilwell Park being the International Scout
Leader training centre. He was appointed to the Order of Merit of the
British honours system in 1937, and was also awarded 28 decorations from
foreign states.Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922,
dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada
tahun 1929.
Taman Gilwell adalah tempat latihan
Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit
dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28
gelar lain dari negara-negara asing. Dalam sajak singkat yang ia tulis,
ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya: Man, Nation, Maiden Please
call it Baden.Further, for Powell Rhyme it with Noël.Dibawah usaha
gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat
lebih dari sejuta Pramuka di 32 Negara; pada tahun 1939 jumlah Pramuka
melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak –
satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar
kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya
pada 1941:• Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)• Hon.
Heather Baden-Powell (1915-1986)• Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004)
yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912
dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan) Tidak lama selepas
menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami
beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus,
yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat
dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi
tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya.
Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke
sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya
untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat
Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden
menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua Gerakan Pramuka hadiah Nobel
Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan
untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya
Perang Dunia II. Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22
Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave
Baden-Powell, untuk memperingati dan merayakan jasa Ketua Pramuka dan
Ketua Pandu Puteri Dunia
0 komentar:
Posting Komentar